Merih Demiral, bek andalan tim nasional Turki, kini harus berurusan dengan UEFA karena selebrasi golnya yang kontroversial dalam laga babak 16 besar Euro 2024 melawan Austria. Gestur yang dikenal sebagai hormat serigala, yang dilakukan Demiral, terkait dengan kelompok ekstremis sayap kanan Turki, Grey Wolves, dan memicu reaksi keras.
UEFA dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa investigasi ini sesuai dengan aturan 31 (4) disiplin UEFA terkait dugaan tindakan tidak pantas dari pemain Federasi Sepak Bola Turki, Merih Demiral. Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan pemain di lapangan sesuai dengan standar etika dan disiplin UEFA.
Demiral, yang bermain untuk Al-Ahli, tidak menyangkal bahwa selebrasi tersebut disengaja. “Saya sudah memiliki selebrasi yang spesifik di pikiran saya, sesuatu yang terhubung dengan identitas Turki saya. Saya sangat bangga sebagai orang Turki dan saya merasa sangat bangga setelah mencetak gol. Saya ingin menunjukkannya dan saya senang melakukannya,” kata Demiral usai pertandingan.
Baca juga:
- Harry Kane Merespon Kritik Pedas Legenda Inggris
- Manchester United Incar De Ligt dari Bayern Munich
- Manchester United Dekati Kesepakatan Jual Mason Greenwood ke Marseille
- Joshua Kimmich Dipantau Serius oleh Arsenal
- Ancelotti: “Vinicius dan Arda, Masa Depan Cerah Real Madrid”
- Alasan Lando Norris Kecewa Berat Kalah dari Verstappen di GP Spanyol
Dalam pertandingan tersebut, Demiral menjadi pahlawan dengan mencetak dua gol, membantu Turki mengalahkan Austria 2-1 dan lolos ke perempat final. Namun, selebrasinya menuai kritik karena dianggap mempromosikan ideologi ekstremis.
Selebrasi hormat serigala yang dilakukan Demiral dianggap tidak pantas untuk ajang seperti Euro 2024. Banyak yang berpendapat bahwa tindakan tersebut dapat menimbulkan ketegangan dan mempromosikan pesan-pesan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai olahraga.
Melalui akun media sosialnya, Demiral kembali memposting foto dirinya dengan gestur tersebut dan menambahkan keterangan, “Betapa bahagiannya seseorang yang mengatakan saya adalah orang Turki!” Tindakan ini memperburuk situasi dan menambah tekanan pada UEFA untuk bertindak tegas.
Baca juga:
- Juni Calafat, Jenius di Balik Rekrutmen Pemain Real Madrid
- Jurrien Timber: Arsenal dan Masa Depan yang Menjanjikan
- Hansi Flick Dipilih Barcelona untuk Gantikan Xavi Hernandez
- Mohamed Salah dan Ambisi Liverpool: Mencapai Trofi Musim Depan
- Declan Rice: Arsenal Harus Memanfaatkan Kekecewaan Musim Ini sebagai Motivasi
- Lucas Paqueta di Radar Man City, Pembicaraan dengan West Ham Akan Segera Dimulai
UEFA kini menghadapi dilema antara menegakkan disiplin dan menghormati kebebasan berekspresi pemain. Hasil dari investigasi ini akan menjadi perhatian utama bagi banyak pihak, baik pendukung maupun lawan dari tindakan Demiral.
Jika dinyatakan bersalah, Demiral mungkin akan menerima sanksi berat dari UEFA. Sanksi tersebut bisa mencakup larangan bermain dalam beberapa pertandingan atau denda besar, tergantung pada hasil penyelidikan.
Kasus ini menyoroti betapa pentingnya para atlet untuk lebih berhati-hati dalam merayakan kemenangan, mengingat konsekuensi yang bisa timbul di luar lapangan. Bagi Demiral, ini adalah pelajaran berharga tentang dampak dari setiap tindakan yang dilakukan di arena sepak bola.